Rabu, 01 September 2010

Bacaan Sholat Fardhu

Bacaan Sholat Fardhu

DOA IFTITAH

ALLAAHU AKBARU KABIIRAA WAL HAMDU LILLAAHI KATSIIRAA WASUBHAANALLAAHI BUKRATAW WAASHIILAA.

Allah Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala Puji Bagi Allah, Pujian Yang Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah Sepanjang Pagi Dan Petang.

INNII WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS SAMAAWAATI WAL ARDHA HANIIFAM MUSLIMAW WAMAA ANA MINAL MUSYRIKIIN.

Kuhadapkan Wajahku Kepada Zat Yang Telah Menciptakan Langit Dan Bumi Dengan Penuh Ketulusan Dan Kepasrahan Dan Aku Bukanlah Termasuk Orang-Orang Yang Musyrik.

INNA SHALAATII WANUSUKII WAMAHYAAYA WAMAMAATII LILLAAHIRABBIL ‘AALAMIIN.

Sesungguhnya Sahalatku, Ibadahku, Hidupku Dan Matiku Semuanya Untuk Allah, Penguasa Alam Semesta.

LAA SYARIIKA LAHUU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIIN.

Tidak Ada Sekutu Bagi-Nya Dan Dengan Demikianlah Aku Diperintahkan Dan Aku Termasuk Orang-Orang Islam.

AL-FATIHAH

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

AL HAMDU LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN.

Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.

ARRAHMAANIR RAHIIM.

Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

MAALIKIYAUMIDDIIN.

Penguasa Hari Pembalasan.

IYYAAKA NA’BUDU WAIYYAAKA NASTA’IINU.

Hanya Kepada-Mu lah Aku Menyembah Dan Hanya Kepada-Mu lah Aku Memohon Pertolongan.

IHDINASH SHIRAATHAL MUSTAQIIM.

Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus.

SHIRAATHAL LADZIINA AN’AMTA ‘ALAIHIM GHAIRIL MAGHDHUUBI ‘ALAIHIM WALADHDHAALLIIN. AAMIIN.

Yaitu Jalannya Orang-Orang Yang Telah Kau Berikan Nikmat, Bukan Jalannya Orang-Orang Yang Kau Murkai Dan Bukan Pula Jalannya Orang-Orang Yang Sesat.

R U K U’

SUBHAANA RABBIYAL ‘ADZIIMI WA BIHAMDIH. – 3 x

Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya.

I’TIDAL

SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH.

Semoga Allah Mendengar ( Menerima ) Pujian Orang Yang Memuji-Nya ( Dan Membalasnya ).

RABBANAA LAKAL HAMDU MIL’US SAMAAWATI WA MIL ‘ULARDHI WA MIL ‘UMAASYI’TA MIN SYAI’IN BA’DU.

Wahai Tuhan Kami ! Hanya Untuk-Mu lah Segala Puji, Sepenuh Langit Dan Bumi Dan Sepenuh Barang Yang Kau Kehendaki Sesudahnya.

SUJUD

SUBHAANA RABBIYAL A‘LAA WA BIHAMDIH. – 3 x

Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi Dan Dengan Memuji-Nya.

DUDUK DIANTARA DUA SUJUD

RABBIGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARFA’NII WARZUQNII WAHDINII WA’AAFINII WA’FU ‘ANNII.

Ya Tuhanku ! Ampunilah Aku, Kasihanilah Aku, Cukupkanlah ( Kekurangan )-Ku, Angkatlah ( Derajat )-Ku, Berilah Aku Rezki, Berilah Aku Petunjuk, Berilah Aku Kesehatan Dan Maafkanlah ( Kesalahan )-Ku.

TASYAHUD AWAL

ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.

Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.

ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.

Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.

ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.

Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.

Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah.

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD.

Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad !.

TASYAHUD AKHIR

ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.

Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.

ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.

Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.

ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.

Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.

Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah.

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD ( tasyahud awal ) WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.

Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarga Penghulu Kami Nabi Muhammad.

KAMAA SHALLAITAA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.

Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.

WA BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.

Dan Limpahkanlah Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarganya.

KAMAA BAARAKTA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.

Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.

FIL ‘AALAMIINA INNAKA HAMIIDUMMAJIID. YAA MUQALLIBAL QULUUB. TSABBIT QALBII ‘ALAA DIINIK.

Sungguh Di Alam Semesta Ini, Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Mulia. Wahai Zat Yang Menggerakkan Hati. Tetapkanlah Hatiku Pada Agama-Mu.

Jumat, 20 Agustus 2010

Larangan dan Pantangan semasa Ihram adalah sebagai berikut

1. Menutup kepala atau sebahagian daripadanya bagi lelaki seperti memaikai songkok, serban dan sebagainya tetapi tidak menjadi larangan sekiranya berteduh dibawah naungan pokok atau payung.
2. Memakai pakaian bersarung sama ada berjahit atau sebagainya bagi lelaki, seperti seluar, baju,sarung kaki dan semua jenis pakaian berjahit yang dijadikan sebagai sarung.
3. Menutup muka dan tapak tangan bagi wanita
4. Memakai sarung tangan
5. Memakai bau-bauan sama ada di badan atau pakaian atau pada makanan, minuman atau menghisapnya ke dalam hidung.
6. Memakai minyak rambut di kepala atau janggut.
7. Menanggalkan rambut atau menghilangkan mana-mana bulu di anggota badan,
8. Mengerat atau memotong kuku kaki atau tangan, walaupun sebahagian sahaja daripadanya,
9. Mengerat, memebang atau mencabut segala tumbuh-tumbuhan yang sedang hidup sama ada tumbuhan itu pokok kayu ataupun rumput, milik orang ataupun bukan.
10. Memburu binatang yang halal dimakan atau membinasakannya, sama ada dengan cara membunuh, memukul, menjerat atau menangkap atau dengan apa cara yang menyakiti binatang-binatang itu, malah memeranjatkan atau mengejutkan binatang itu pun haram hukumnya,
11. Bersetubuh atau berjina'
12. Melakukan perkara-perkara pendahuluan untuk bersetubuh seperti bercium-ciuman, kerkucup-kucupan yang menaikkan nafsu syahwat
13. Akad nikah sama ada ijab atau kabul untuk diri sendiri atau mewakili orang lain.

Senin, 17 Mei 2010

Tips Ibadah Haji & Umroh

Tips Bugar Saat Ibadah

Latihan jalan sebelum berangkat (jika mampu minimal 7 km, seminggu satu kali)

Kurangi kegiatan yang tak perlu

Istirahat dan tidur cukup

Makan bergizi dan teratur

Membawa obat-obatan yang biasa dipakai di tanah air


Tips hindari sakit Batuk

Bawa pakaian hangat

Gunakan penghangat leher

Bawa obat-obatan yang biasa dipakai di tanah air

Jangan minum dingin

Tips hindari Influenza

Imunisasi

Jaga kebersihan

Istirahat cukup

Makan buah dan sayur

Pakai masker

Tip menahan dingin

Siapkan pakaian hangat di tas tentengan

Pakai baju hanoman

Pakai krim pelembab

Sering minum

Banyak makan buah

Tips barang bawaan

Alas kaki

Kantung kain untuk menyimpan alas kali, payung, dsb

Kantung kain untuk membawa batu kerikil saat lempar jumrah

Semprotan air

Kaca mata hitam pakai tali pengikat di leher

Masker

Handuk kecil

"Topi Joshua"

Tas ransel

Peniti

Alat tulis

Buku

Tustel

Krim pelembab

Tips Membawa Barang

Barang bawaan maksimal 35 kg

Barang yang dipakai di perjalanan masukkan ke tas tentengan

Jangan membawa barang-barang yang terlarang

Ikat koper dengan rapi

Tandai koper dengan tanda tertentu

Awas copet

Kawasan sekitar Masjidil Haram, ada tiga titik rawan yang harus diwaspadai para jamaah karena rawan kecopetan:

Daerah sekitar pelataran masjid

Seputaran Ka'bah dan

Tempat Tahalul (Marwah).

Tips Saat Tawaf Qudum

Saat Tawaf qudum (selamat datang) dilakukan tak lama setelah jamaah tiba di Makkah. Karena masih lelah setelah perjalanan, dan banyak jamaah yang belum mengenali lokasi akibatnya banyak yang tersesat, maka usahakan membuat kelompok kecil dan jangan sampai terpisah.

Tips Agar tak Tersesat

Hafalkan lokasi pondokan

Catat nomor telepon dan atau alamat pondokan dan dibawa saat meninggalkan pondokan

Berangkat dengan rombongan

Bila terpisah dari rombongan, ikut rombongan jamaah RI lainnya

Cari petugas haji

Bawa tanda pengenal

Jamaah yang yang berusia lanjut (lansia) lebih baik didampingi oleh yang lebih muda.

Tips masuk masjid agar tak tersesat

Datang ke masjid minimal setengah jam sebelum waktu shalat

Ingat nomor atau nama pintu masuk, kenali seperlunya

Bawa kantong kain untuk menyimpan alas kaki, payung dan sebagainya, dan bisa dibawa saat sholat.

Sebelum masuk masjid buat janji di mana akan bertemu jika ingin pulang bersama.

Jangan lupa juga janji pukul berapa bertemu.

Tempat berkumpul bisa dipasangi bendera rombongan tinggi-tinggi agar mudah dilihat dari kejauhan.

Membuat identitas unik rombongan, bisa dengan selempang, slayer, atau pita di jilbab.

Tips Mencium Hajar Aswad

Ambil waktu yang kondisi sekitar ka'bah tidak terlalu padat

Pastikan fisik kuat

Jangan bawa barang berharga

Pastikan cara berpakaian ihram benar dan kuat

Jangan gunakan joki

Tidak lama-lama

Hindari menyakiti sesama jamaah


Tips Tawaf dan Sai`

Hafalkan do'a-do'a singkat, jangan disibukkan dengan catatan

Berangkat dalam rombongan

Makan sebelum berangkat

Buat kelompok kecil

Sepakati lokasi pertemuan

Hindari waktu padat

Pindah ke lantai dua dan tiga jika padat

Tips Menyimpan Uang

Tukarkan dengan uang pecahan

Jangan letakkan uang di satu tempat

Jangan buka dompet di tempat umum

Titipkan di safety box jika banyak

Ke masjid bawa uang secukupnya

Tips di Pondokan

Mandi 2-3 jam sebelum waktu shalat

Jangan naik lift sendiri

Simpan barang di tempat aman

Matikan peralatan listrik jika pergi

Matikan peralatan masak jika pergi

Kenali lokasi pondokan dari jarak jauh maupun dekat

Buat denah pondokan

Kebugaran saat ibadah haji

Makan makanan yang mengandung gizi seimbang, banyak serat dan tak banyak mengandung lemak.

Istirahat yang cukup. Para calon haji, kalau sudah berada di Masjidil Haram, inginnya terus-menerus melakukan ibadah tanpa memikirkan istirahat. Hal ini bisa menyebabkan jamaah haji jatuh sakit.

Olahraga ringan setiap pagi

Tip Shalat di Masjid Nabawi

Gunakan pakaian hangat ketika berangkat

Datang setelah pukul 03.00 (pk 03.00 masjid baru dibuka)

Hindari shalat di pelataran masjid

Ingat nomor rak sandal


Tips nyaman beribadah

Jangan tergantung pembimbing

Mantapkan tata cara berhaji

Hafalkan doa-doa

Buat kelompok kecil

Selasa, 27 April 2010

Kota Jeddah bukan Miqat

Kota Jeddah Bukan Miqat

penulis Al-Ustadz Qomar ZA Lc
Syariah Problema Anda 24 - Desember - 2006 08:46:50

Apakah Jeddah bisa menjadi miqat sebagai pengganti Yalamlam krn sebagian ulama membolehkannya?

Jawab:
Dalil dlm menentukan miqat adl hadits yg diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim dlm Shahih kedua dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma:

إِنَّ النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَّتَ لأَهْلِ الْمَدِيْنَةِ ذَا الْحُلَيْفَةِ، وَلأَهْلِ الشَّامِ الْجُحْفَةَ، وَلأَهْلِ نَجْدٍ قَرْنَ الْمَنَازِلِ، وَلأَهْلِ الْيَمَنِ يَلَمْلَمَ، هُنَّ لَهُنَّ وَلِمَنْ أَتَى عَلَيْهِنَّ مِنْ غَيْرِهِنَّ مِمَّنْ أَرَادَ الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ، وَمَنْ كَانَ دُوْنَ ذلِكَ فَمِنْ حَيْثُ أَنْشَأَ حَتَّى أَهْلُ مَكَّةَ مِنْ مَكَّةَ

“Sesungguh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menentukan Dzul Hulaifah sebagai miqat bagi penduduk Madinah Al-Juhfah bagi penduduk Syam Qarnul Manazil bagi penduduk Najd dan Yalamlam bagi penduduk Yaman. Miqat-miqat itu bagi penduduk negeri itu dan selain mereka yg melewati utk pergi haji atau umrah. Dan orang yg kurang dari jarak itu mk dia berihram dari tempat dia memulai sampai penduduk Makkah berihram dari Makkah.”
Juga dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَّتَ لأَهْلِ الْعِرَاقِ ذَاتَ عِرْقٍ

“Bahwasa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menentukan Dzatu ‘Irqin sebagai miqat bagi penduduk Irak.”
Abu Dawud dan Al-Mundziri mendiamkan riwayat ini sedangkan Ibnu Hajar dlm At-Talkhis mengatakan: “Hadits itu merupakan riwayat Ibnul Qasim dari ‘Aisyah. Al-Mu’afa bin ‘Imran menyendiri dlm meriwayatkan dari Aflah dari Ibnul Qasim dan Al-Mu’afa dapat dipercaya.”
Miqat-miqat ini berlaku bagi penduduk daerah tersebut atau penduduk daerah lain yg melalui utk pergi haji atau umrah. Adapun orang yg tinggal di dlm batas itu mk berihram dari tempat dia memulai ihram sampaipun penduduk Makkah berihram dari Makkah. Namun orang yg hendak melakukan umrah sementara dia berada dlm wilayah tanah Al-Haram mk dia keluar ke daerah yg halal lalu melakukan ihram dari situ. Sebagaimana hal ini terjadi pada ‘Aisyah dgn perintah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena sesungguh beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Abdurrahman bin Abu Bakr radhiyallahu ‘anhuma saudara laki2 ‘Aisyah agar keluar bersama ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ke Tan’im utk melakukan umrah. Hal ini terjadi setelah haji wada’.
Dan di antara miqat-miqat yg telah disebutkan adl Yalamlam. Sehingga barang-siapa yg melewati utk pergi haji atau umrah baik penduduk Yalamlam atau bukan mk ia berihram darinya. Bagi orang yg berada di pesawat udara dia wajib utk berihram ketika sejajar dgn miqat. Sebagaimana wajib pula bagi yg naik kapal laut utk berihram apabila sejajar dgn miqatnya.
Jeddah merupakan miqat bagi penduduk Jeddah dan orang yg tinggal di sana apabila ingin haji atau umrah. Adapun menjadikan Jeddah sebagai miqat pengganti Yalamlam mk tdk ada dalilnya. Sehingga barangsiapa yg melewati Yalamlam dlm keadaan dia tdk berihram mk wajib membayar dam. Demikian juga orang2 yg melewati miqat yg lain utk pergi haji atau umrah. Karena miqat adl Yalamlam sementara jarak antara Makkah dan Yalamlam lbh jauh daripada jarak antara Makkah dan Jeddah.
Allah-lah yg memberi taufiq. Semoga shalawat dan salam-Nya tercurah kepada Nabi kita Muhammad keluarga dan para shahabatnya.
Al-Lajnah Ad-Da‘imah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta‘ }
Ketua: Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baz
Wakil: Abdurrazzaq ‘Afifi
Dinukil dari Fatawa Al-Lajnah Ad-Da‘imah . Lihat pula pembahasan yg semakna dlm Taisirul ‘Allam dan Fatawa Arkanul Islam karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin .
Demikianlah hendak hal ini menjadi perhatian bagi tiap jamaah haji yg menginginkan kebaikan utk dirinya. Solusi mudah yaitu dgn kita memulai memakai ihram sebelum naik pesawat atau ketika berada di atas pesawat. Kemudian bila sudah sejajar dgn miqat kita berniat ihram dan bertalbiyah.
Selama anda berpegang dgn kebenaran janganlah malu. Tidak usah peduli dgn cemoohan orang dan omongan mereka krn ini adl masalah serius: masalah ibadah.

HUKUM MENGULANG UMRAH DARI TAN’IM
Penjelasan: Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَرْدِفْ أُخْتَكَ عَائِشَةَ فَأَعْمِرْهَا مِنَ التَّنْعِيْمِ فَإِذَا هَبَطْتَ اْلأَكَمَةَ فَمُرْهَا فَلْتُحْرِمْ فَإِنَّهَا عُمْرَةٌُ مُتَقَبَّلَةٌ

“Boncengkan saudara perempuanmu ‘Aisyah umrahkan dia dari Tan’im. Apabila engkau sampai di bukit mk perintahkanlah dia utk melakukan ihram. Sesungguh itu adl umrah yg diterima.”
Dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim disebutkan:

هَذِهِ مَكَانُ عُمْرَتِكِ

“Ini sebagai pengganti umrahmu.”
Dalam riwayat ini ada isyarat tentang alasan perintah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ‘Aisyah utk melakukan umrah setelah haji. Berikut ini penjelasannya:
‘Aisyah telah berihram dgn niat umrah ketika haji bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam… Tatkala sampai di Sarif –sebuah tempat di dekat Makkah– ia mengalami haid sehingga tdk dapat menyempurnakan umrah dan tahallul dari umrah dgn melakukan thawaf di Ka’bah. Dan ‘Aisyah telah mengatakan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguh aku telah berniat umrah mk bagaimana yg harus aku lakukan dgn hajiku?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Lepaskanlah ikatan kepalamu sisirlah dan berhentilah dari umrah. Lalu niatkan haji dan lakukan seperti apa yg dilakukan oleh jamaah haji tetapi engkau jangan thawaf dan jangan shalat sampai engkau suci.” ‘Aisyah pun melakukannya…
: “orang2 kembali dgn haji dan umrah. Sementara aku kembali dgn haji saja?” Sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adl orang yg memudahkan urusan bila Aisyah menghendaki sesuatu mk beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menurutinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengutus bersama saudara laki2 Abdurrahman sehingga berihram utk umrah dari Tan’im.
Dari riwayat-riwayat yg kami sebutkan ini –dan semua shahih– jelaslah bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hanyalah memerintahkan ‘Aisyah utk melakukan umrah setelah haji sebagai ganti dari umrah tamattu’ yg luput dari krn haid. Oleh krn itu para ulama mengatakan bahwa sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg lalu: “Ini sebagai ganti umrahmu” maksud umrah yg terpisah dari haji yg mana orang selain Aisyah telah bertahallul dari ketika di Makkah kemudian mereka memulai haji tersendiri.
Bila engkau mengetahui hal ini nampak dgn jelas bagimu bahwa umrah ini khusus bagi orang yg haid yg tdk dapat menyempurnakan umrah hajinya. Sehingga hal ini tdk disyariatkan utk wanita yg suci terlebih lagi kaum lelaki. Dari sinilah nampak rahasia mengapa ulama salaf menghindari umrah tersebut. Nampak pula sebab penegasan sebagian ulama salaf tentang dibenci hal itu. Bahkan tdk ada riwayat yg shahih dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha sendiri bahwa beliau radhiyallahu ‘anha pernah mengamalkan . Sungguh bila beliau radhiyallahu ‘anha melakukan haji lalu tinggal sampai datang bulan Muharram mk beliau pergi ke Juhfah dan berihram dari utk umrah sebagaimana disebutkan dlm Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah .
Dan yg semakna dgn ini telah diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dlm kitab As-Sunanul Kubra dari Sa’id bin Al-Musayyib bahwa ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha melakukan umrah di akhir bulan Dzulhijjah dari Juhfah. Sanad riwayat ini shahih.
Oleh krn itu Ibnu Taimiyyah berkata dlm Al-Ikhtiyarat Al-’Ilmiyyah : “Dibenci keluar dari Makkah utk melakukan umrah sunnah. Itu adl bid’ah. Tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat di masa beliau baik di bulan Ramadhan atau selainnya. Juga beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tdk memerintahkan ‘Aisyah utk melakukan namun sekedar mengijinkan setelah berulang-ulang meminta utk menenangkan kalbunya. Sementara thawaf di Ka’bah lbh utama dari keluar menurut kesepakatan . Namun hal itu boleh menurut orang yg tdk membencinya.”
Berikut ini adl ringkasan dari sebagian jawaban Ibnu Taimiyyah yg tercantum dlm Majmu’ Fatawa beliau mengatakan : “Oleh krn itu para ulama salaf dan para imam melarang perbuatan itu. Sehingga Sa’id bin Manshur meriwayatkan dlm kitab Sunan- dari Thawus –murid Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma yg paling mulia– bahwa dia mengatakan: ‘Orang yg melakukan umrah dari Tan’im saya tdk tahu apakah mereka akan diberi pahala atau disiksa.’ Dikatakan kepada beliau: ‘Mengapa mereka disiksa?’ Beliau menjawab: ‘Karena ia meninggalkan thawaf di Ka’bah lalu keluar sejauh empat mil lalu datang lagi. Dan dia datang berjalan dari jarak empat mil ia bisa thawaf 200 putaran. Dan tiap putaran di Ka’bah adl lbh baik dari dia berjalan tanpa mendapat apapun.’ Riwayat ini disetujui oleh Al-Imam Ahmad.
‘Atha` bin As-Sa`ib mengatakan: ‘Kami melakukan umrah setelah haji mk Sa’id bin Jubair mencela kami krn perbuatan itu.’ Ada ulama yg lain yg membolehkan namun mereka sendiri tdk melakukannya…”
Ibnul Qayyim dlm kitab Zadul Ma’ad : “Tidak pernah ada satu umrah pun dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dgn cara keluar dari Makkah seperti yg dilakukan kebanyakan orang2 di masa ini. Umrah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam semua hanyalah ketika beliau masuk ke Makkah. Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah tinggal di Makkah selama 13 tahun setelah turun wahyu namun selama itu sama sekali tdk pernah dinukilkan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam umrah dgn keluar dari Makkah dahulu.
Sehingga umrah yg dilakukan dan disyariatkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adl umrah orang yg masuk ke Makkah bukan orang yg berada di Makkah lalu keluar ke tanah halal utk melakukan umrah. Tidak ada seorang pun yg melakukan umrah semacam ini selama masa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha sendiri di antara seluruh orang yg bersama beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Itu krn ‘Aisyah telah meniatkan ihram utk umrah lalu ia haid. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan utk memasukkan haji pada umrah sehingga ia melaksanakan haji qiran. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan kepada bahwa thawaf dan sa’i antara Shafa dan Marwah telah mewakili haji dan umrahnya. Ia pun bersedih krn teman-teman kembali dgn haji dan umrah yg terpisah dgn melakukan haji tamattu’ tdk haid dan tdk melakukan haji qiran. Sementara ia kembali dgn umrah yg terkandung dlm hajinya. Sehingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan saudara laki2 agar mengumrahkan dari Tan’im utk menenangkan kalbunya. Sedangkan saudara laki2 itu tidaklah ikut umrah dari Tan’im dlm masa haji itu. Demikian juga orang lain yg bersama beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tdk ada yg ikut melakukannya.”

Sumber: www.asysyariah.com

Rabu, 17 Maret 2010

Bagaimana Tata Cara umrah

Hal-hal yang diperhatikan dalam Tata cara pelaksanaan umrah :
  1. Disunnahkan mandi besar (janabah) sebelum ihram untuk umrah.
  2. Memakai pakaian ihram. Untuk lelaki 2 kain yang dijadikan sarung dan selendang, sedangkan untuk wanita memakai pakaian apa saja yang menutup aurat tanpa ada hiasannya dan tidak memakai cadar atau sarung tangan.
  3. Niat umrah dalam hati dan mengucapkan Labbaika 'umrotan atau Labbaikallahumma bi'umrotin. Kemudian bertalbiyah dengan dikeraskan suaranya bagi laki-laki dan cukup dengan suara yang didengar orang yang ada di sampingnya bagi wanita, yaitu mengucapkan Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika laka.
  4. Jika sudah sampai kota Makkah, disunnahkan mandi terlebih dahulu sebelum memasukinya.
  5. Sesampai di ka'bah, talbiyah berhenti sebelum thawaf. Kemudian menuju hajar aswad sambil menyentuhnya dengan tangan kanan dan menciumnya jika mampu dan mengucapkan Bismillahi wallahu akbar. Jika tidak bisa menyentuh dan menciumya, maka cukup memberi isyarat dan berkata Allahu akbar.
  6. Thawaf sebanyak 7 kali putaran. 3 putaran pertama jalan cepat dan sisanya jalan biasa. Thowaf diawali dan diakhiri di hajar aswad dan ka'bah dijadikan berada di sebelah kiri.
  7. Shalat 2 raka'at di belakang maqam Ibrahim jika bisa atau di tempat lainnya di masjidil haram dengan membaca surah Al-Kafirun pada raka'at pertama dan Al-Ikhlas pada raka'at kedua.
  8. Sa'i dengan naik ke bukit Shofa dan menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangan dan mengucapkan Innash shofa wal marwata min sya'aairillah. Abda'u bima bada'allahu bihi (Aku memulai dengan apa yang Allah memulainya). Kemudian bertakbir 3 kali tanpa memberi isyarat dan mengucapkan Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu. Lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qodiir. Laa ilaha illallahu wahdahu anjaza wa'dahu wa shodaqo 'abdahu wa hazamal ahzaaba wahdahu 3x. Kemudian berdoa sekehendaknya.
  9. Amalan pada poin 8 diulangi setiap putaran di sisi bukit Shofa dan Marwah disertai dengan doa.
  10. Sa'i dilakukan sebanyak 7 kali dengan hitungan berangkat satu kali dan kembalinya dihitung satu kali, diawali di bukit Shofa dan diakhiri di bukit Marwah.
  11. Mencukur seluruh atau sebagian rambut kepala bagi lelaki dan memotongnya sebatas ujung jari bagi wanita.
  12. Dengan demikian selesai sudah amalan umrah